My extra zuper super duper big family

Rabu, 24 November 2010


Hello, I will introduce myself to you...
I'm Prima..I am the first child in my family. I have one brother and one sister.

Tidak ada yang menakjubkan dari pernyataan di atas kan ? Keluarga kecil bahagia...Bapak, Ibu dengan tiga orang anak. Pastinya dong...

Lalu, menakjubkannya di sebelah mana ? Silahkan lihat kelanjutannya, monggo... :

Bapak merupakan anak ke-12 dari 12 bersaudara. Bude no.1 dikaruniai (kalo ga salah) tujuh anak, bude no.2 dianugerahi sembilan anak, bude no.3 sepertinya juga punya tujuh anak, dst...dst...dst...
Setelah disensus, diketahuilah kalau adik saya yang bontot-ragil-centil-manja dari anak Eyang yang bontot adalah cucu ke-50 dari Eyang.
Belum lagi cabang dari adik-adiknya Eyang (baik Eyang Putri atau Eyang Kakung). Adiknya Eyang punya anak...anak dari anaknya Eyang punya anak...dst..dst..dan adiknya Eyang itu lebih dari satu. Mereka itu saling mengenal dan akrab satu sama lain.

Ibu merupakan anak ke-1 dari 5 bersaudara. Saya cucu pertama dari Eyang. Tante-tante dan Om saya turut menyumbangkan perolehan jumlah cucu untuk Eyang. Sehingga total jumlah cucu Eyang ada 9 orang. Turunan dari adiknya Eyang Putri dan Eyang Kakung juga ada, beranak pinak..dan kita juga saling mengenal satu sama lain.

Hampir semua anggota keluarga (kakak, anak, dan cucu) dari pihak Bapak kenal dengan anggota keluarga dari Ibu. Sekilas memang tidak ada yang aneh..dan bukan hal aneh, memang...

Hanya saja, salah satu dampak dari hubungan keluarga ini dapat dilihat ketika acara pernikahan salahsatu anggota keluarga. Hampir 3/4 undangan di gedung adalah SAUDARA...Yang nikah boleh dari pihak siapa saja..sepupu dari pihak Ibu atau dari pihak Bapak; yang jelas undangannya untuk keluarga Bapak dan keluarga Ibu.Saya yakin, kalau ada rejeki lebih untuk resepsi, pestanya ga bakal kalah dari pesta pernikahannya Ardi Bakrie dengan Nia Ramadhani Ramadania Ardiansyah Bakrie, hahaha...
Apalagi ketika foto pengantin dengan keluarga (besar)...teknik fotografi 'Yang Tinggi Berdiri Di Belakang-Yang Pendek Di Depan-Yang Ga Kebagian Jongkok Di Bawah-Anak kecil digendong' dapat dipastikan akan diterapkan. Fotografer tidak perlu repot-repot mengarahkan gaya, karena pose yang paling memungkinkan hanya pose 'Paduan Suara' - orang di sebelah kiri pengantin setengah serong ke kanan dan orang di sebelah kanan pengantin setengah serong ke kiri -  ekspresi anak-anak tertawa lebar sedangkan ekspresi orang dewasa senyum standar sedikit khawatir..takut panggungnya runtuh.

Istilah 'musyawarah untuk mufakat' dan 'pungutan suara terbanyak' selalu terpakai ketika menyambut hari raya Idul Fitri dan saya jamin hingar-bingarnya akan mengalahkan adu jotos sidang DPR. Dulu...waktu saya masih kecil, setiap lebaran pasti ngider kayak kiteran, hehehe..Namun, seiring dengan perkembangbiakan manusia dimana putra-putri dari Bude dan Pakde sudah berkeluarga dan mempunyai anak, akhirnya tradisi ngider dihapus, karena berdasarkan hasil riset tradisi tersebut tidak menguntungkan, apalagi untuk anak terakhir. Kebayang kan dulu saya sekeluarga ngider ke kakak-kakaknya bapak..padahal bapak anak ke-12...fyuuh
Pengganti dari 'ngider' adalah ngendon. Arti ngendon disini adalah berkumpul di satu rumah, yang setiap tahun digilir jatahnya sesuai dengan urut tua. Contoh : lebaran tahun ini di rumah bude no.1, lebaran tahun depan di rumah bude no.2, dst...dst...
Kelihatannya memang oke..tapi, tahukah Anda ? Persiapan untuk menghadapi hari H sungguh luar biasa. Mulai dari pertentangan waktu kumpul sampai dengan menu makanan. Terutama kuliner, yang muda-mudi pasti mau makanan yang up to date sedangkan yang berumur minatnya sama makanan tradisional. Walhasil, menu sudah dibicarakan mulai dari awal puasa; kadang kalau lagi error..menu makanan diomongin pas selesai Lebaran tahun sebelumnya (heran..kalo masalah makan, ingatannya kuat bertahun-tahun).
Ketika hari H tiba, jadilah rombongan keluarga besar datang..sudah seperti seserahan aj..bedanya, ini makanan semua, hahahaha...

Ribet ? Pasti...Ramai ? Jelas...Mau jadi selebritis ? Tidak perlu masuk TV, di keluarga saya selebritis dadakan sering muncul dan gonta-ganti. Gimana nggak ? Setiap ada peristiwa kecil maupun besar, pasti akan sampai di telinga semua anggota keluarga, ujung-ujungnya..ya konferensi pers. Kalau ada yang pernah nonton film Cheaper by The Dozen; itu hanya sekilas memperlihatkan ricuhnya keluarga besar saya.
Saking luar biasa besarnya keluarga saya ini...ada satu joke yang sering dilontarkan oleh Bude dan Pakde. Kalau ada pacar yang belum kenal dan hapal semua anggota keluarga ini, maka belum dapat restu untuk nikah. Ala mak jaaaan......


0 komentar:

Posting Komentar

Tee. Diberdayakan oleh Blogger.